Menyebut nama ICU pasti yang terbayang adalah tempat yang "menyeramkan," tempat yang dihuni oleh mereka-mereka yang dalam kondisi kritis, antara hidup dan mati. Di sekujur tubuh mereka pasti tertancap berbagai jenis selang dan kabel, ada selang infus, selang NGT, O2, tensimeter, alat pengukur kinerja jantung dan lainnya. Bagi saya menjadi pasien di ICU tak ubahnya robot yang nyaris kehabisan daya baterai. Hehehe. Maaf kalau kasar kedengarannya.
Dari sepanjang waktu di ICU, waktu berkunjung merupakan waktu yang sangat dinanti-nanti pasien karena bisa melihat orang selain dokter dan perawat. Namun jam berkunjung yang sangat sempit (3 x 1 jam) membuat kesempatan untuk bercerita dengan orang lain sangat jarang. Padahal hati ini ingin agar selalu ada orang menemani menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi.