Ilustrasi/Admin Kompasiana (Kompas.com) |
Dalam catatan sejarah perlawanan rakyat lokal melawan penjajahan Kolonial Belanda di Pulau Timor, terdapat sebuah perang yang dikenal dengan Perang Kolbano. Perang yang terjadi tanggal 26 Oktober 1907 ini dilatarbelakangi oleh ketidaksanggupan dan penolakan masyarakat lokal untuk membayar pajak kepada Belanda yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Rakyat Kolbano di bawah pimpinan Boi Boimau yang dijuluki Kapitan, menolak membayar pajak yang dibebankan senilai 150 ringgit kepada Belanda. Ketika jalur negosiasi buntu, Belanda kemudian mengirim pasukannya ke Kolbano untuk menagih pajak secara paksa. Pasukan penagih itu dibunuh oleh prajurit lokal melalui sebuah strategi operasi yang disusun secara apik mengandalkan kelewang (pedang lokal), bubuk cabe dan abu ra'o (abu dapur). Kejadian inilah yang dikenal sebagai Perang Kolbano.