Social Icons

Tuesday, June 28, 2016

Kalimat Ambigu (Belajar dari Kasus Pertengkaran Gara-gara Status Facebook)

Ilustrasi | Photo4Design.com
DALAM bahasa tulis, dikenal adanya kalimat ambigu, yaitu kalimat yang menimbulkan makna berbeda apabila disalahterjemahkan (definisi bebas versi saya, hehehe). Kesalahan itu akibat ketiadaan tanda baca, penggunaan tanda baca yang tidak tepat atau kesalahan penekanan oleh si pembaca.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ambigu artinya, "bermakna lebih dari satu (sehingga kadang-kadang menimbulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan, dan sebagainya); bermakna ganda; taksa." Kalimat ambigu sering ditemukan hanya dalam bahasa tulis, jarang dalam bahasa lisan karena secara lisan, sebuah kalimat bisa diperjelas dengan intonasi, ekspresi atau bahasa tubuh.

Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut ini,

"Menurut kabar burung Ravi sakit."

Kalimat di atas bisa bermakna ganda apabila disalahucapkan. Pembaca bisa mengucap kalimat tersebut dengan penekanan sebagai berikut:

I. "Menurut kabar burung, Ravi sakit," atau
II. "Menurut kabar, burung Ravi sakit."

Bayangkan kalau yang benar adalah kalimat I tapi diucapkan dengan penekanan seperti kalimat II, dijamin akan menimbulkan miskomunikasi yang bisa berujung pada pertengkaran. Hehehe...

Nah, penggunaan media sosial seperti Facebook tidak terlepas dari penggunaan bahasa tulis melalui status-status yang kita update untuk menjawab pertanyaan "Apa yang sedang anda pikirkan?" Sering kita menulis status tanpa mempertimbangkan penggunaan tanda baca (apa lagi kalau pakai bahasa alay, hehehe) sehingga tak jarang orang lain yang membacanya akan salah paham.

Kita meng-update status seolah orang lain tahu persis pikiran dan perasaan kita saat ini, mengerti tanda baca yang kita pakai/tidak pakai, mengerti dialek kita, mengerti penggunaan huruf kita dan lain-lain, padahal tidak demikian bagi pembaca. Pembaca bisa salah menerjemahkannya sesuai pengetahuan dan kondisi hatinya saat itu. Status kita mungkin berisi guyon tapi bisa ditanggapi serius oleh orang lain dan sebaliknya.

Karena itu, saran saya sebelum membuat status, jangan pernah menganggap semua orang tahu persis apa pikiran atau perasaan anda. Usahakanlah menggunakan bahasa dan tanda baca yang bisa dimengerti orang lain, siapapun dia. Kalau tanggapan orang tidak seperti apa yang anda harapkan atau keluar konteks, jangan segera bereaksi berlebihan. Kalau ada status orang lain yang dirasa menyinggung anda pun jangan cepat emosi. Mungkin saja itu hanyalah jenis kalimat ambigu.

Semoga kita semakin bijak berinteraksi melalui media sosial. (PYL)

#reposted

No comments:

Post a Comment