Tumbuhan Bajakah di rimba gambut Kalimantan Tengah | Sumber: kompas.com |
HAMPIR 2 minggu terakhir cukup viral liputan Aiman Kompas TV tentang Bajakah, sejenis tumbuhan menjulur berkayu keras dari hutan Kalimantan yang konon ampuh untuk menyembuhkan penyakit kanker hingga stadium IV. Penelitian 2 siswi SMAN 2 Palangka Raya tentang manfaat akar pohon endemis hutan gambut ini berhasil menjuarai World Intention Creativity Olympic (WICO) 2019 di Seoul, Korea Selatan akhir Juli lalu.
Sebelum mendunia, Bajakah sudah dikenal oleh Orang Dayak sejak nenek moyang sebagai tumbuhan obat mujarab, namun selalu dihubungkan dengan mistik.
Di Timor juga kemungkinan terdapat tanaman berkhasiat sejenis, entah untuk pengobatan kanker ataupun penyakit ganas lainnya. Hanya saja—sama seperti di Kalimantan—obat-obatan tradisional (baca: obat kampung) warisan nenek moyang kita pun masih cenderung dihubungkan dengan hal-hal mistis (le'u-le'u) sehingga masyarakat modern enggan menyentuhnya.
Bisa dipahami bahwa hal ini mungkin dipengaruhi pandangan tradisional yang selalu menganggap sesuatu penyakit yang sulit disembuhkan dengan cara modern pasti disebabkan oleh faktor mistis. Obat penawarnya pun dilihat sebagai "zat ajaib" yang bisa menumpas penyakit yang tak berhubungan dengan ilmu kedokteran itu.
Misalnya, kanker disebut akibat dari "angin jahat", "kuasa gelap" atau "orang bikin" sehingga obat penawar beserta cara penerapannya pun haruslah tepat untuk menangkis serangan non-medis dimaksud.
Padahal, kalau saja obat-obatan tradisional yang sudah diakui berkhasiat oleh nenek moyang itu diteliti kembali dengan pendekatan ilmu pengetahuan modern maka tidak mustahil akan ditemukan juga obat manjur lain sekelas bajakah atau bahkan bisa lebih "dahsyat" dari itu.
Presenter Aiman, bersama ke-2 siswi & guru
pembimbingnya berkunjung ke habitat bajakah
Walaupun ini barulah tahapan paling awal, penemuan obat kanker oleh siswi-siswi SMA di atas bisa menjadi contoh bagi kita untuk mulai meneliti dengan kaidah mutakhir kemungkinan terdapat obat sejenis di daerah kita yang sejak dulu sudah dikenal berkhasiat namun masih dihubungkan dengan hal-hal mistis.
Testimoni seperti, "sakit begini kalo ba'i-nenek dong na biasa berobat pake pohon ini," atau testimoni sejenis bisa menjadi informasi awal yang penting sebagai dasar penelitian.
Kalau ada yang bilang, "kanker itu karena orang bikin atau karena angin jahat sehingga musti diobati pake Akar Pohon X yang efektif menangkal angin jahat," maka, kita teliti saja dengan hipotesis bahwa Akar Pohon X memang berkhasiat secara medis, seraya meniadakan pandangan bahwa penyebab kanker itu karena faktor non-medis alias faktor mistis.
Jangan-jangan benar, hanya saja nenek moyang kita menggunakan sudut pandang berbeda dan cara penerapan yang kurang sesuai.
Kalau ada yang bilang, "kanker itu karena orang bikin atau karena angin jahat sehingga musti diobati pake Akar Pohon X yang efektif menangkal angin jahat," maka, kita teliti saja dengan hipotesis bahwa Akar Pohon X memang berkhasiat secara medis, seraya meniadakan pandangan bahwa penyebab kanker itu karena faktor non-medis alias faktor mistis.
Jangan-jangan benar, hanya saja nenek moyang kita menggunakan sudut pandang berbeda dan cara penerapan yang kurang sesuai.
Sebuah contoh konkret...
Dahulu nenek moyang kita menganggap Marungga adalah tanaman yang memiliki kekuatan mistik. Kata mereka, "orang yang suka makan marungga pasti jarang sakit karena sonde mudah kena angin jahat atau kalo orang bikin sonde mempan."
Ternyata, ilmu pengetahuan modern membuktikan bahwa orang yang suka makan marungga tidak gampang sakit karena memang marungga memiliki kandungan gizi yang tinggi, bukan karena memiliki sifat anti angin jahat, le'u-le'u, dan sebagainya.
Nah, jangan sampai obat kanker dan penyakit ganas lain yang mahal itu ternyata ada juga di daerah kita, lebih mujarab dan murah harganya, tapi kita takut untuk mencari tahu hanya karena "dari sononya" obat itu sudah identik dengan hal-hal berbau mistik!
Siapa tahu kita bisa menemukan "Bajakah Timor," sebab, seperti pendapat yang mengatakan, "Alam raya diciptakan sudah sedemikian sempurna dan seimbang oleh Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, setiap penyakit pasti sudah tersedia penawarnya, hanya belum kita temukan." (PYL)
Tayangan lengkap acara Aiman, Kompas TV
episode Siswa Juara Dunia Penyembuh Kanker
No comments:
Post a Comment