Social Icons

Saturday, November 01, 2014

Dia Hadir di Mimpiku Siang Tadi


Bersama mama pada wisuda adik Zadrak, 1 September 2009.

Siang tadi saya mengambil obat untuk minum. Seperti biasa, obat siang ini berupa setengah tablet bernama Ludios. Karena obatnya cuma setengah dan kecil, saya paksakan minum walaupun air yang tersedia di gelas cuma sedikit, mungkin hanya dua teguk.

Ternyata dua teguk air itu tidak mampu mendorong obat itu masuk dalam tenggorokan.

"Mama tolong ambilkan air, obatnya nyangkut," dengan gaya bicara tidak jelas karena pangkal lidahku terganjal obat, saya meminta tolong mama yang sedang duduk sambil sibuk menganyam di samping saya. Beliau memang pintar membuat berbagai jenis souvenir yang terbuat dari anyaman daun lontar.

"Ini, masih ada!" Setengah kesal karena disuruh saat sedang asik, mama mengembalikan gelas yang baru saya sodorkan.

Ternyata memang masih ada sedikit air dalam gelas. Seteguk air itu  mendorong masuk obat di mulut tapi menyisakan rasa tidak nyaman seolah obat itu nyangkut di tenggorokan. Kali ini dengan cepat mama mengambil gelas itu dan pergi ke ruang makan untuk mengambil air meninggalkan anyamannya sebentar.

Saya melirik ke meja yang ada di samping.

"Lho, kok gelasnya sudah ada? Mama cepat sekali..!" Kataku dalam hati karena ternyata gelas sudah penuh terisi air minum padahal mama baru beberapa detik melangkah pergi.

Tiba-tiba saya tersadar, ternyata itu memang benar-benar air minum dalam gelasku sedangkan wujud dan obrolan dengan mama tadi itu cuma mimpi. 

Saya lalu menengguk air dalam gelas itu seakan dia yang telah pergi 4 tahun lalu itu yang mengambilkannya untuk saya.

Kehadiran mama benar-benar terasa saat itu. Suara gesekan dedaunan lontar yang sedang diotak-atik begitu nyata mengusik, wajah kesal mama karena disuruh saat lagi asyik serta suara sahutannya yang khas membawaku kembali merasakan suasana sebelum 4 tahun lalu.

"Mama, saya merindukan tawamu, rayuanmu, belaianmu, cinta kasihmu bahkan ocehanmu yang khas. Terima kasih ma, telah hadir mewarnai mimpi siangku hari ini. Saya hanya bisa mengekspresikan rasa itu lewat butiran air mata yang tertahan."

Tuhan, beta kangen mama.....

No comments:

Post a Comment