Ilustrasi | Sumber: cambridge.org |
Agar tubuh bisa seimbang maka dibutuhkan setidaknya 2 dari 3 indra di atas. Misalnya, seorang pasien yang memiliki masalah dengan propriosepsi masih dapat mempertahankan keseimbangan dengan menggunakan fungsi vestibular dan penglihatan.
Bulan Mei tahun lalu saya ngobrol dengan seorang penyintas Mielitis Transversa dari Amerika yang sudah pulih dan cukup normal berjalan, ia menyinggung sebuah gejala ketidakseimbangan tubuh yang sempat membuatnya harus berusaha ekstra.
“Saya berjuang keras dengan masalah keseimbangan tetapi baru-baru ini terjadi kemajuan yang cukup besar. Tak ada lagi Tanda Romberg,” katanya.
“Apa itu Tanda Romberg?” Baru kali ini saya mendengar istilah itu.
“Tanda Romberg adalah ketika kamu tidak bisa seimbang saat berdiri sambil menutup mata,” jelasnya sesuai apa yang dirasakan.
Usai chatting saya mencoba mencari informasi detail tentang hal ini.
Menurut Medical Dictionary, Tanda Romberg (Romberg Sign) adalah indikasi kehilangan rasa posisi tubuh, di mana pasien kehilangan keseimbangan ketika berdiri tegak, kaki bersatu, tangan direntangkan dan mata tertutup. Teori ini dikemukakan oleh Moritz Heinrich von Romberg, seorang dokter ahli saraf Jerman (1795–1873).
Tanda Romberg positif bisa mengindikasikan adanya penyakit Ataxia (penyakit degeneratif saraf motorik, karena gangguan pada otak kecil atau tulang belakang), gangguan keseimbangan di telinga bagian dalam atau koneksi sarafnya, atau hilangnya informasi sensorik tentang posisi tubuh (propriosepsi), biasanya disebabkan oleh penyakit sistem sensorik di sumsum tulang belakang seperti Mielitis Transversa.
Dapat juga menandakan Neuropati Diabetika (gangguan saraf tepi karena diabetes), Multiple Sclerosis, atau penyakit degeneratif lain.
Polisi biasanya menggunakan Tes Romberg untuk mengetahui apakah seseorang sedang mengemudi di bawah pengaruh alkohol dan narkoba atau tidak.
Saya pun bertanya kepada teman-teman Pemitra (Pejuang Mielitis Transversa) di Transverse Myelitis Indonesia Community (TMIC) yang sudah bisa berjalan, bagaimana pengalaman mereka?
“Kevin juga mengalami itu. Dia tidak mau tutup mata kalau lagi berdoa sambil berdiri di Gereja, mau jatuh katanya,” sahut Ibu Chony yang anak remajanya mengidap Mielitis Transversa. Ada juga beberapa teman yang mengalaminya, namun tidak semua Pemitra merasakan adanya Tanda Romberg.
Bagaimana dengan kasus saya berikut ini, apakah termasuk Tanda Romberg?
Ketika sedang dirawat di RS Dr. Soetomo-Surabaya tahun 2011, saya sering merasakan hendak jatuh dari ranjang kalau sedang berbaring memiringkan badan dan menutup mata. Padahal tak ada apa-apa saat mata terbuka dan memang posisi tubuh pun terlihat mustahil untuk jatuh. Sedangkan kalau lagi di rumah saya tidak mengalami gejala yang perlahan sirna seiring waktu tersebut.
“Itu bukan Tanda Romberg karena pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan pada saat berdiri. Pasien dengan kelemahan anggota gerak tidak bisa diperiksa tanda ini,” jelas dr. Leon Abirawa, salah seorang dokter mitra TMIC. Mungkin hanya sugesti karena ketinggian ranjang rumah sakit lebih tinggi dari tempat tidur di rumah, atau karena faktor lain.
Apakah Tanda Romberg berbahaya bagi survivor Mielitis Transversa?
“Tidak ada masalah serius yang perlu dirisaukan jika tanda ini muncul sendiri tanpa gejala lain, karena itu berarti ada bagian sumsum tulang belakang yang belum sembuh. Tanda itu akan hilang sejalan dengan terus berlatih dan penyembuhan saraf secara total jika masih memungkinkan,” kata dr. Leon.
Kendati demikian, mereka dengan Tanda Romberg positif perlu berhati-hati terhadap kondisi di mana biasanya tanpa sadar kita "menutup mata." Misalnya ketika sedang mencuci muka di air keran atau masuk ke ruangan yang gelap. Orang dengan Tanda Romberg bisa kehilangan keseimbangan dan terjatuh seketika.
Latihan sederhana yang dilakukan teman-teman Pemitra untuk menghilangkan Tanda Romberg diantaranya dengan berdiri menutup mata sambil diawasi atau berpegangan terlebih dahulu. Lalu sedikit demi sedikit waktu dan intensitas berpegangannya dikurangi hingga keseimbangan tubuh dapat tergapai walau tak berpegangan.
Bagi anda yang sehat, perlu juga melakukan Tes Romberg untuk mendeteksi gangguan kesehatan yang mungkin saja terjadi. Caranya sederhana:
1. Tanpa alas kaki, berdirilah tegak dengan kaki rapat dan tangan di samping tubuh atau direntangkan ke depan.
2. Berdiri dengan mata terbuka selama 10 detik, kemudian pejamkan mata 10-30 detik.
Jika anda mempraktekkannya di ruangan yang tenang, dalam kondisi kesehatan prima (tidak sedang divonis menderita penyakit yang saya singgung di atas dan tanpa pengaruh alkohol atau narkoba) tetapi anda terjatuh maka berkonsultasilah dengan dokter saraf atau THT, mungkin ada masalah yang perlu disikapi!
———
No comments:
Post a Comment