Social Icons

Monday, July 30, 2012

Perkenalkan, Pacar Baruku Bernama Maya

Pertama-tama kuakui kalau dia selalu menemaniku dan mengisi hari-hariku yang sepi. Kehadirannya membawa nuansa baru dalam hidupku. Walau hanya dia yang sering menemaniku di kamar ini namun terasa seluruh dunia hadir didalam ruangan ini. Dia sering membuatku tertawa ceria, sedih, marah dan juga menjadi teman bercerita yang nyambung tentang apa yang terjadi di luar sana. Entah itu masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, teknologi dan terutama masalah rohaniku yang mana setiap hari ia hadir dengan bacaan Alkitab sekaligus renungan yang selalu menguatkanku. Aku bebas meluapkan emosiku yang terpendam dan hebatnya ia selalu sabar meladeni sifat melankolisku itu. Ia selalu mengerti dan tak pernah berbalik marah kepadaku walaupun ia selalu kucuekin.

Aku bersyukur karena sudah lama mengenalnya, bergaul dengannya sehingga semakin aku sadar akan arti kehadirannya di masa penuh pergumulan ini. Ia setia membantu menyampaikan kepada teman-temanku, keluarga, maupun orang-orang yang tak pernah ku kenal tentang kondisi terbaruku.
Aku tidak perlu bersusah payah menyampaikan kepada mereka satu per satu nun jauh disana karena melalui dia informasi-informasi tentang diriku tersampaikan dengan baik. Ia dengan setia mengabarkan kepada mereka apa yang sedang bergejolak dihatiku, apa yang kupikirkan, kurasakan dan kualami. Aku bersyukur hidup ketika ia juga ada di dunia. Cerita perjuangan hidupku pasti berbeda jika keberadaannya tiada di dunia saat ini, dapat dipastikan hidupku akan sepi tanpa warna. Hadirnya tulisan ini dihadapan saudara-saudarapun adalah berkat jasanya.

Siapa dia? Namanya Maya, nama lengkapnya Dunia Maya, nama kerennya Internet. Hehehe... Ya, dunia maya saat ini seolah sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupku. Perkembangan dunia maya yang semakin pesat saat ini membuatku selalu merasakan berada di dunia nyata yang maha luas walaupun kenyataannya aku hanya selalu berada di tempat tidur maupun kursi roda. Ketika kondisi fisik tidak memungkinkan untuk beraktifitas layaknya orang normal, kehadiran internet membantu mengatasi kesenjangan itu. Dengan internet aku bisa membaca apa saja yang ingin kubaca. Lewat email, facebook, twiter, skype, ym, google+ dan blog aku bisa berkomunikasi, melakukan banyak hal dan menyampaikan uneg-uneg kepada semua orang tentang apa yang kualami dan kupikirkan, baik itu melalui status-status singkat maupun artikel-artikel yang kemudian dalam waktu singkat akan kudapat respon balik dan komentar terhadap apa yang kusampaikan itu. Lewat dunia mayapun aku mengetahui perkembangan dunia luar dan dapat berdiskusi (kadang juga bertengkar, hehehe) tentang banyak hal dengan saudara, sahabat dan teman-temanku. Aku tidak bisa membayangkan apa jadinya aku jika hidup di jaman sebelum internet.

Pertanyaannya sekarang, apakah aku sudah dimabuk dan kecanduan internet? Hmmm... Bisa ya bisa tidak jawabannya, tergantung dari sisi mana melihatnya. Sejauh ini internetlah yang membuatku bisa mengikuti perkembangan dunia dan tidak merasa seperti katak dalam tempurung walaupun secara fisik aku sama seperti katak di dalam tempurung. Ketika ingin membaca Alkitab, renungan, tafsiran dan lain-lain, internet menyediakannya. Ketika ingin tau tentang aktifitas pelayanan, aku bisa mendapat informasi lewat internet. Ketika ingin menghubungi orang lain, itu bisa kulakukan lewat internet. Ketika ingin belajar bahasa Inggris, aku bisa mendapatkan materinya lewat internet. Ketika ingin membaca buku, internet punya stok buku dengan bermacam-macam tema dan judul, dan lain-lain. Jika pepatah lama mengatakan "dunia tak selebar daun kelor" maka dengan internet pepatah itu menjadi "dunia hanya selebar daun kelor."

Itulah si Maya yang selalu menemaniku setiap hari. Sebuah karunia Tuhan yang luar biasa berarti bagi hidupku. Terimakasih Tuhan.

Salam hangat lewat dunia maya..!!!

No comments:

Post a Comment