Social Icons

Thursday, January 02, 2014

2014 Akan Menjadi Tahun yang Menyenangkan

Ira Forest Stanphill (Sumber: iFPHC.org).
Cemas? Semua orang pasti pernah mengalaminya. Siapa yang tidak cemas kalau tiba-tiba orang terdekatnya sakit, terancam di-PHK, bawahan berulah, usaha terancam bangkrut, perilaku anak/saudara yang menyimpang, dan lainnya.

Reaksi kita menghahapi kecemasan beragam, ada yang berdoa, menangis, berdiam diri, berkumpul dengan teman-teman, berlibur, menghilang dan lain-lain. Semua bentuk reaksi itu tergantung pada anggapan pribadi bahwa dengan cara itulah kecemasan itu bisa hilang. Sebagian orang mengambil langkah tepat tetapi ada yang mengambil langkah keliru yang justru membawanya semakin tenggelam dalam jurang kehancuran.

Meluapkan kecemasan lewat lagu adalah hal termudah yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja tetapi tidak membutuhkan biaya. Ada sebuah lagu yang begitu menyentuh dan bisa menguatkan kita dikala kecemasan datang, terlebih ketika cemas menghadapi hari esok yang sepertinya berat untuk dilewati. Pujian itu tak lain adalah lagu I Know Who Holds Tomorrow (dalam Pelengkap Kidung Jemaat no. 241 lagu ini diberi judul "Tak Kutahu 'kan Hari Esok"). Anda yang pernah menyanyikan lagu ini mungkin bertanya apa latar belakangnya sehingga lagu ini begitu menyentuh ?

Lagu yang tercipta tahun 1950 ini lahir dari pengalaman hidup Ira Forest Stanphill (1914-1993). Kala itu Stanphill yang adalah seorang pelayan musik gereja dan terkenal sebagai penulis lagu-lagu penginjilan, mengalami goncangan hidup teramat berat karena bercerai dengan istrinya, Zelma Lawson yang dinikahi tahun 1939. Stanphill yang memulai pelayanan musik sejak remaja (17 tahun) diperhadapkan pada kenyataan diceraikan isterinya dan menikah dengan pria lain. Sang istri kemudian meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil di tahun 1951.

Periode antara perceraiannya dan kematian istrinya adalah masa tersulit dalam hidup Stanphill. Berbagai kritikan tajam atas runtuhnya rumah tangga yang ia bina membawanya berada dalam dilema akan keberlanjutan pelayanannya. Kehancuran hati akibat diceraikan istri yang memilih pergi mengejar karier di dunia hiburan bersama pria lain membuat kehidupan rohani Stanphill berada pada titik terendah. Ia seolah kehilangan arah hidupnya.

Suatu waktu dalam perjalanannya ke gereja, ia menumpahkan semua isi hatinya pada Tuhan. Ketika tiba di gereja, Tuhan memberinya inspirasi untuk menulis lagu I Know Who Holds Tomorrow.

Masa sulit dalam hidup telah memberinya pengalaman rohani baru tentang hari esok yang ia tuangkan lewat lagu I Know Who Holds Tomorrow (Aku tahu Siapa yang pegang hari esok). Inti lagu ini ada pada kata-kata, “Many things about tomorrow, I don’t seem to understand; but I know who holds tomorrow, and I know who holds my hand.” (Banyak hal tentang hari esok yang tak kupahami; Tapi kutahu siapa yang memegang hari esok, dan kutahu siapa yang memegang tanganku).

Pengalaman hidup tidak memberikan jawaban atas semua pertanyaan yang ia inginkan tetapi memberinya sesuatu yang  paling ia butuhkan: keteguhan iman pada Tuhan. Ia pun bangkit mengembangkan talentanya untuk terus melayani Tuhan

Setelah kematian Zelma, Stanphill menikahi Gloria Holloway. Pernikahan kali keduanya ini berjalan bahagia dan saling mendukung dalam pelayanan. Stanphill menjadi Pendeta, penulis lagu rohani dan berkeliling sebagai penyanyi, pengajar dan penginjil di  US, Canada hingga lebih dari 40 negara di dunia. Sampai dengan akhir hidupnya, Desember 1993 lebih dari 500 lagunya yang dipublikasikan, 80 diantaranya masuk dalam database Christian Copyright Licensing International (CCLI).

Banyak penyanyi  terkenal menyanyikan lagu-lagunya yang kemudian mendapat pujian dan tetap terkenal sampai saat ini seperti Elvis Presley yang menyanyikan Mansion Over the Hilltop dan Johnny Cash yang menyanyikan Suppertime. Lagu-lagu lainnya yang tetap dikenal sampai saat ini dan masih tetap dinyanyikan diantaranya: I Walk with His Hand in Mine dan We'll Talk It Over.

I Know Who Holds Tomorrow - By Alison Krauss

***

Mengawali tahun 2014 ini mungkin ada kecemasan dalam hati tentang prospek usaha, karier, pendidikan, kesehatan diri, orang tua dan lain-lain. Lewat media massa kita melihat analisa para pakar tentang kondisi negara di tahun 2014 yang mungkin saja tergoncang akibat gejolak politik, ekonomi, maupun keamanan membuat kita ikut cemas.

Tentu ada yang berkata, "ah... kamu aja yang cemas, saya tidak kok..!" Ada juga yang berpandangan ekstrim bahwa orang beriman tidak boleh cemas, kalau cemas berarti dia bukan orang beriman.

Saya tidak sepenuhnya sependapat dengan pandangan ini. Setiap manusia entah dia beriman atau tidak pasti pernah mengalami emosi negatif seperti cemas, kuatir, takut dan lain-lain. Tuhan Yesus saja ketika mengadapi kematian, digambarkan berada dalam ketakutan yang amat sangat, "Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah" (Lukas 22:44).

Orang berimanpun pasti dilanda kecemasan tetapi mereka tidak membiarkan diri larut dan dikuasai oleh kecemasan itu, mereka tegar dan optimis melangkah menghadapi setiap aral yang menghadang. Hal kekuatiran yang berulang kali diulas dalam Alkitab bukanlah larangan untuk jangan kuatir sama sekali (atau kalau kuatir berarti kita bukan orang beriman) tetapi bagaimana kita bertindak dengan  tepat dan menyerahkan kekuatiran itu pada pribadi yang tepat (Maz. 37:5, I Pet. 5:7). Ada hal penting lain yang perlu dikerjakan ketimbang terkurung dalam kekuatiran.

Sebuah kutipan Anonim yang cukup menarik, "Hari ini adalah esok yang kita cemaskan kemarin." Ungkapan ini menginspirasi untuk selalu tegar dan optimis. Sering kita cemas akan apa yang terjadi esok namun jika kita masih ada saat ini artinya kita bisa mengatasi apa yang kita cemaskan kemarin. Bahkan mungkin kita heran, "hari ini begitu menyenangkan, kenapa kemarin aku cemas?"

Kita punya Allah yang hidup, yang selalu memberi kita harapan akan hari esok. Ketika cemas, janganlah kecemasan sampai menguasaimu, segera berintrospeksi, bangkit dan bertanyalah pada diri, "apa yang Allah ingin kubuat melalui semua ini?"

Seperti kata-kata dalam bait ke-3 lagu I Know Who Holds Tomorrow: "And the path that is my portion, may be through the flame or flood; But His presence goes before me, and I'm covered with His blood." (Tapak-tapak yang menjadi bagianku, mungkin akan melewati api dan banjir; Tapi Ia mendahuluiku di sana, dan aku diselimuti oleh darahNya).

Biarlah kita menjadikan tahun 2014 tahun yang indah, jalanilah hari esok yang masih misteri dengan yakin dan optimis karena Tuhan selalu memegang tangan kita.
***

Catatan:
  1. Saya menggunakan terjemahan langsung bukan terjemahan dalam lagu "Tak ku tahu 'kan hari esok" agar terasa lebih mengena.
  2. Baca tulisanku sebelumnya tentang Ira Forest Stanphill di sini: Seseorang Yang Spesial di Hari Valentine.
  3. Informasi dirangkum dari berbagai sumber.

No comments:

Post a Comment