Pagi kemarin, dalam kondisi tubuh yang sangat lemas akibat semalaman tidak bisa tidur, akhirnya sekejap aku bisa memejamkan mata. Kejadian tidak bisa tidur semalaman bukan pengalaman baru bagiku. Sejak 2 tahun 9 bulan lalu (April 2010) ketika aku mulai menderita Myelitis Transversa (inveksi tulang belakang), aku sering tidak bisa tidur apabila dari bagian tubuh yang lumpuh (dada sampai kaki) kesemutannya meningkat. Kalau sudah seperti ini, dalam 1-2 minggu aku akan mengalami gangguan tidur. Tidur terasa tak nyaman, tidur cuma sebentar hingga tidak bisa memejamkan mata semenitpun dalam semalam.
Untuk diketahui bahwa awal diserang penyakit ini dulu, sampai dengan 4 bulan pertama, aku tidak merasakan sentuhan maupun sakit di bagian yang lumpuh, aku seolah tak punya perut dan kaki. 'Hidup'ku hanya dari kepala sampai dada. Barulah kemudian muncul rasa kesemutan yang lemah (walaupun belum merasakan sentuhan hingga kini) di bagian bawah tubuh membuatku kembali merasa bahwa aku masih memiliki perut dan kaki.
Setiap saat kesemutan itu ada. Ketika menjalani terapi di Surabaya (Januari 2011-Januari 2012), rasa sakit kesemutan itu semakin meningkat sedikit demi sedikit hingga sekarang. Polanya: akan ada peningkatan rasa kesemutan lalu stagnan untuk jangka waktu 1- 2 bulan baru meningkat lagi. Nah, disaat ada peningkatan rasa kesemutan itulah biasanya aku tidak bisa tidur, tubuh jadi lemas dan tak bisa berkonsentrasi dengan maksimal. Mungkin tubuh sedang mengadakan adaptasi. Bagaimana gambaran rasa sakitnya? Bayangkanlah bahwa setiap saat anda merasakan kaki anda keram, kesemutan dan ingin digerakkan agar kembali normal tapi tidak bisa bergerak. Bukan cuma kaki tapi juga sampai ke perut. Gambaran sederhananya kira-kira seperti itu.
Kembli ke cerita tidurku kemarin pagi. Dalam kesempatan memejamkan mata yang cuma sekitar 1,5 jam, aku sempat bermimpi. Dalam mimpiku diceritakan bahwa aku sedang berlatih menarik tali untuk mencoba merangsang dan memperkuat otot perut seperti yang biasa kulakukan. Aku berlatih keras sampai otot perut terasa sakit sekali. Mimpi ini mungkin dipengaruhi kenyataan kalau saat itu otot perutku sangat kuat kesemutannya.
Saat lagi capek-capeknya berlatih, masih dalam mimpi, seorang temanku bernama Adi tiba-tiba muncul. Dia kaget dan tertawa terbahak melihatku yang ternyata sudah sembuh dan sedang latihan membentuk otot perut six pack. Saking kagetnya, ia lalu bercanda sambil kili-kili (menggelitik) perutku hingga aku benar-benar kewalahan menahan geli. Karena gelitikannya yang kuat, aku bukan saja kegelian tapi juga merasa kesakitan dan akhirnya tersadar dari mimpi. Tersadar, sisa-sisa gelitikannya Adi masih terasa tapi kenyataan sebenarnya itu adalah kesemutan yang sedang terjadi sekarang dan terbawa mimpi. "Itu bukti saraf sedang bertumbuh," kata dokter sebelumnya mengomentari kesemutan yang terus terjadi itu ketika aku meminta agar sakit yang benar-benar mengganggu itu sebaiknya 'dihilangkan' saja.
Tentang mimpi yang sering ku alami selama ini, hampir setiap malam aku bermimpi. Ada mimpi yang indah, ada juga mimpi buruk. Nah, yang unik dari mimpi-mimpi itu, ceritanya selalu tentang aktifitasku sebagai orang normal bukan sebagai orang yang lumpuh. Sedang bekerja, jalan-jalan, berolahraga, kebut-kebutan di jalan dengan sepeda motor, jadi pembicara di seminar internasional, bahkan tampil berjingkrak di panggung konser Gangnam Style. Pernah sekali waktu aku bermimpi berkejaran dengan sekelompok teku*) dan aku berhasil lolos dari kepungan mereka, aku berlari jauh meninggalkan mereka yang terus berusaha mengejarku, di hutan lagi. Tidak pernah aku bermimpi hanya berbaring lemah di Rumah Sakit, tempat tidur atau duduk di kursi roda. Kalaupun bermimpi tentang sakit, aku 'digambarkan' tidak sedang dalam kondisi tak berdaya tetapi sudah dalam tahap yang lebih baik, minimal sedang berusaha untuk berjalan. Mimpi kemarin adalah contoh mimpi yang menggambarkan saya sudah dalam kondisi yang sudah lebih baik. Unik khan mimpi-mimpiku?
Hmmm.... Apa benang merah dan arti dari mimpi-mimpi itu? Bagiku Tuhan sedang berbicara dengan jelas bahwa masih ada harapan untukku. Tuhan menggunakan alam bawah sadarku untuk berkata bahwa aku masih normal. Aku harus terus bersabar, berharap dan bersemangat!!!
***
*) Teku: Kawanan perampok bersenjata tajam di pedalaman Timor. Terkenal 'sadis' dalam beraksi.
No comments:
Post a Comment