Rabu kemarin (23/01) saat bangun pagi, saya membuka HP untuk melihat bahan Sate yang setiap hari dikirm lewat milis. Saat mengangkat HP, ternyata ada SMS yang sudah masuk sejak semalam dari sebuah nomor baru berbunyi , "Berita dukacita: telah meninggal sdr Origenes Mau (PMK Kota/Kepan KKN) di Rumah Sakit Umum."
Sejenak saya bertanya dalam hati, yang mana ya Ori Mau? Kalau dia TPPM sekarang pastilah adik-adik, saya coba mengingat orangnya tapi sepertinya tidak ingat lagi. Sudah pernah ketemu atau tidak? Feeling saya mengatakan pernah ketemu tapi yang mana ya orangnya? Sudah lama tidak terlibat langsung dalam pelayanan mahasiswa membuatku tidak mengikuti perkembangan regenerasi PMK.
Tanda tanya dalam hati itu saya biarkan, sayapun masuk dalam Sate, tak lupa berdoa bagi keluarga yang ditinggalkannya. Toh tak harus mengenal orangnya untuk saling mendoakan. Menyelami kesedihan bagaimana ditinggal orang dekat disaat yang tak disangka. Kenapa kematian selalu meninggalkan kesedihan? "Karena kematian pasti mencabut sesuatu dari kita, apapun itu!" kata seorang temanku.
Seusai sate, saya buka FB. Sepintas terbaca status teman-teman sejak semalam sudah ramai mengucap selamat jalan kepada Ori. Dari yang mendoakan keluarga yang ditinggal, menyampaikan rasa kaget hingga yang menceritakan kenangan indah bersama almarhum. Penasaran siapa si Ori, saya coba search namanya, maklum kami belum berteman di FB. Hasilnya nihil, mungkin pakai nama lain.
Saya teruskan membaca status-status lain. Akhirnya saya temukan ada yang menuliskan akun FB-nya: Oy Jeyeeks. Segera ku klik namanya. Yap, terbuka timeline-nya yang langsung terpampang fotonya. Sebenarnya saya sudah mengenalnya, tapi lupa nama dan lupa kapan awalnya kami berjumpa.
Kepergian Ori meninggalkan duka bagi kita namun ada hikmah yang dapat kita petik untuk menghadapi sisa hidup didepan.
Perjalanan hidup ini, seperti bagaimana saya tak tahu kapan kami berjumpa, demikian juga saya tak tahu kapan waktunya harus berpisah. Walaupun demikian, kematian bukanlah suatu kemungkinan tapi sebuah kepastian sesuai waktu yang telah ditentukanNya. Tak ada istilah, "Saya mungkin akan mati" tetapi, "Saya pasti akan mati."
Karena itu kita harus tabah menghadapinya dan memiliki keyakinan yang utuh akan rencana Tuhan dalam hidup kita. Kapan saatnya tiba, itulah rencana Tuhan yang terbaik. Seperti kata Paulus, "Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia" (2 Korintus 5:1).
Selamat jalan Ory, selamat berdiam di kemahNya yang kekal...
No comments:
Post a Comment