Screenshot aplikasi My Elevation | Dokumentasi pribadi |
DULU saya sempat bilang kalo mau kembangkan bukit Fatu Han menjadi obyek wisata berkelas, cukup pake 500 juta alias cuma 1/3 dari 1,5 M biaya proyek GAGAL & MERUSAK kemarin (Baca: Bukit Fatuhan, Kolbano, Nasibmu Kini). Bagaimana hitungan kasar saya?
Begini...
Infrastruktur utama kalo mau bangun bukit itu adalah tangga seribu... Walaupun tangga seribu tak selalu berarti ada 1.000 anak tangga, tapi kita berasumsi saja bahwa memang akan dibangun seribu anak tangga...
Dengan kontur seperti bukit Fatu Han maka dimensi ideal anak tangga berkisar: tinggi 20 cm, lebar injakan 0,5 m & lebar tangga 1,5 m. Dari dimensi itu, biaya bahan mungkin sekitaran 200 ribu per anak tangga.
Kalau pelaksanaannya diserahkan kepada warga desa dengan ongkos Rp. 150 ribu/anak tangga maka orang pasti berebutan. Siapa yg tidak mau kerja tangga sekecil itu dengan ongkos begitu besar? Apalagi sudah covid waktu itu.
Dengan demikian, total harga bahan & upah untuk 1.000 anak tangga cuma ± 350 juta. Cukup tambah 100-150 juta untuk bangunan pelengkap seperti pagar pengaman, tempat parkir & lapak jualan, maka, pengeluaran maksimal 500 juta.
Itu kalau berdasarkan asumsi 1.000 anak tangga. Bagaimana jika pake data yg lebih ilmiah?
Cukup mencengangkan...
Screenshot aplikasi Google Earth | Dokumentasi pribadi |
Menurut aplikasi My Elevation, tinggi bukit Fatu Han cuma sekitar 40 m. Google Earth malah menyebut angka 37 m. (Cek sendiri di koordinat -10.02019, 124.53760). Kita ambil yg tertinggi, 40 m.
Apa makna angka-angka itu?
Itu artinya: jika desain tinggi anak tangga adalah 20 cm, maka HANYA DIBUTUHKAN 200 BUAH ANAK TANGGA. Didapat dari (40×100 cm)/20 cm.
Bayangkan, cuma 200 anak tangga! Tinggal diukur manual untuk perdetail.
Nah... Mau biaya 1 juta/anak tangga sekalipun, kita hanya perlu keluar 200 juta rupiah. Apalagi kalau 350 ribu seperti estimasi saya di atas? Cuma butuh dana 70 juta rupiah untuk merealisasikan tangga dari kaki hingga puncak Fatu Han.
Alamnya bisa lestari, dana miliaran dihemat, masyarakat umum bisa menikmati hasilnya bahkan warga desalah yg lebih dahulu untung.*
———
Bagi yg belum tau duduk masalahnya, silakan baca artikel Hancurnya Keindahan Alam Kebanggaan Kolbano oleh Dana Desa
No comments:
Post a Comment